インドネシアのチタルム河IWRMに関するADB関連記事が5日地元新聞から出てきた。あんまりインドネシア語に精通していないがどうも地元NGOの活動か??
ADB gagal penuhi kebutuhan air
Tanggal : 05 May 2009
Sumber : Harian Terbit
JAKARTA - Model pengelolaan air yang didorong oleh Asian Development Bank (ADB) terbukti gagal memenuhi kebutuhan rakyat atas air yang merupakan hak asasi manusia.
ADB terus menerus mendorong kepada pemerintah negara-negara peminjam, untuk menerapkan konsep air sebagai barang ekonomi sebagai prasyarat pinjaman.
Air sebagai barang ekonomi dipastikan akan mendorong privatisasi, komersialisasi dan komodifikasi air. Konsep air sebagai barang ekonomi diterapkan dalam pengelolaan sungai, irigasi dan penyediaan layanan air bersih. Konsep air sebagai barang ekonomi dalam prakteknya akan mengedapankan kepentingan swasta, misalnya melalui model kemitraan antara publik dan swasta dan bukan kepentingan publik.
Demikian dinyatakan aktivis Dadang Sudardja dari Aliansi Rakyat untuk Citarum (ARUM), Senin (4/5). Hal sama juga dinyatakan Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (KRuHA) dan debtWATCH Indonesia .
Menurut Dadang, pengalaman beberapa negara Asia membuktikan kegagalan ini. Indonesia melakukan pinjaman Integrated Citarum Water Resources Management Investment Program (ICWRMIP). Pinjaman ini bertujuan untuk melakukan efisiensi pengggunaan air irigasi sehingga bisa dialokasikan untuk penggunaan air yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi seperti keperluan domestik dan industri. Kedua, untuk meningkatkan pasokan air bersih untuk konsumsi Jakarta . Selain itu pinjaman ini juga merupakan "ajang" ujicoba dalam menerapkan konsep pengelolaan wilayah sungai terpadu (Integrated Water Resource Management - IWRM) yang belum terbukti keberhasilannya.
"Proyek ICWRMIP juga menggunakan skema pendanaan baru yaitu Multi-tranche Financing Facility (MFF), dimana para Dewan Direksi ADB dapat menyetujui seluruh tahapan proyek di awal proyek dan masih dipertanyakan keefektifannya," imbuhnya.
Ditambahkan Arimbi Heroepoetri dari debtWATCH Indonesia, terkait dengan proyek di atas, ADB juga memberikan pinjaman kepada perusahaan pengelola air Jakarta , PT. Pam Lyonaise Jaya (Palyja) untuk memperbaiki pelayanan dan memperbanyak sambungan. Padahal, pengalaman membuktikan, bahwa sejak pengelolaan air bersih di Jakarta diserahkan dari tangan PAM Jaya kepada dua perusahaan swasta asing, Lyonaise dari Perancis dan Thames dari Inggris (sekarang dimiliki oleh Aquatico), kualitas pelayanan air bersih di Jakarta tidak juga membaik.
Arimbi menegaskan, masih banyak konsep lain yang sudah terbukti keberhasilannya dalam mengelola sumber daya air dan tidak merugikan kepentingan publik. Seperti misalnya konsep PuP (Public to Public Partnership) ataupun menggunakan sistim pengelolaan berbasis lokal seperti Subak. (ari)
内容はともかく記録しておく。南部アフリカでの作業も開始し、朝4時起きで対応している。日本と7時間差があり夕刻以降はメール連絡ができないためである。4時起きが苦にならないのも年のせいだろうか?!
0 件のコメント:
コメントを投稿